Monday, November 1, 2010

Entahlah..

Semakin aku ingin berlalu dari ketertarikanku pada sosok laki-laki dewasa, semakin aku banyak mendapatkan banyak pintu terbuka untuk coba menjelajah dunia ini. Meski aku tak tahu mereka sama sepertiku, namun mereka ada dalam otakku.  Dan seiring waktu berputar akan hilang lagi sosok-sosok itu dari otakku. Aku merasa ingin selalu menatap mereka, meski mereka takkan pernah mengerti apa arti tatapan mataku. Aku ingin lebih mengenal mereka, Namun Aku takut. Aku tak tahu bagaimana cara mendekati mereka untuk mengenal mereka. Aku takut mereka tak mampu menutup priacyku. Aku takut mereka tak sama sepertiku dan akan menjauh, apa lagi berbuat lebih daripada sekedar manjauh dariku.

Laki-laki dewasa dengan Uniform mereka sangat mampu meracuni mataku, tuk selalu memandang tubuh mereka yang berbalut seragam itu. Tak cukup sekali saja Aku lihat mereka, ingin rasanya tiap hari Aku mampu melihat mereka. Walaupun dalam perjalanan sekalipun akan Aku sempatkan untuk sekedar menikmati penampilan mereka dengan seragamnya. 

Aku tak tahu harus bersikap seperti apa untuk sesuatu yang lain dalam hidupku ini, sering kali perasaan ini menjadi beban buat aktifitasku, sangat menganggu. bahkan sampai mengurangi semangat ku untuk menjalani aktifitasku. Kuliahku kadang kala harus terombang-ambing karena pikiran ku tentang perasaan ini.

Banyak sesal aku simpan dalam hatiku, sesal karena peristiwa-peristiwa yang lalu, kenapa aku harus menjalaninya, sesal karena aku tak mampu tuk menghilangkan persaaan ini. Berapa banyak  telah habis waktuku tuk perasaan ini, untuk coba menghindar, untuk coba menghapusnya, namun aku tak bisa. Berapa berat beban ini, tak akan ada yang tahu, tak mudah tuk aku mengerti semua ini.

Aku manusia biasa, hanya saja Aku miliki rasa yang tak biasa. Telah Aku rasa jenuh, lelah setelah semua ini. Telah lama Aku merasakan perasaan ini, Aku jenuh, Aku lelah, mengapa harus Aku yang merasakan semua ini, Meski Aku tak ingin selalu merasa menyalahkan perasaan ini, namun Aku tetap tak bisa menerimanya. Aku ingin menjalani hidup sewajarnya, meski masih ada perasaan ini, yang selalu mengganggu ku......

Wednesday, October 6, 2010

Jalan Yang Baru

Hoammmhhhh...
Pagi hari ini aku pengen ngetik, bolehkan....hweheheeeheh....
Semalem ujannya gede banget benar, pulang dari kampus seperti ditembaki pakai air hujan. Karena malam mungkin, jadi hujan itu terasa dingin banget menyentuh permukaan kulitku. Tapi hujan saja tak cukup kuat untuk menjatuhkan Semangat ku tentunya...heheheheh...

Mau lanjutin postingan yang kemarin, tentang ia yang aku Sayang yang kini tak pasti akan kembali atau tidak. Namun aku masih disini menyayanginya, karena aku tahu ia masih sayang padaku dan suatu saat nanti ia akan kembali padaku. Ia laki-laki pertama yang sudah benar-benar membuat aku bahagia sekali. Aku gak mau jauh darinya, meski kini gak ada ikatan seperti dulu lagi, namun tetap aku gak mampu jauh darinya.

Di luar itu, aku tetap melakukan aktifitas kuliahku seperti biasa, meski aku rasa gak begitu bersemangat, Perhatiannya yang dulu aku dapatkan, kini tak lagi menghangatkan hidupku, tangannya yang dulu menuntunku, kini lepas dan gak mampu aku raih kembali.  Sampai saat ini masih sakit hatiku, gak mudah buatku jalani ini semua, perasaan sakit karena pria untuk pertama kalinya, terasa begitu dalam buat aku.

Dan mulai saat itu, saat ia berhenti memberi rasa nyaman buatku, aku mulai tinggalkan akses gay yang aku rengkuh, aku lepas semua akun, namun ada satu yang gak aku lepas, karena aku merasa dapat teman disitu, Aku sudah nyaman dengan mereka.

Begitu juga dengan no ponsel aku yang dulu, karena terlalu kesal, aku patahin no itu. Sakit hati ini terlalu menyiksa aku, Namun aku gak mampu membencinya, membenci ia yang sudah membuatku sakit hati, aku sudah terlalu sayang padanya. Aku gak mau ada yang menggantikannya, meski ia gak akan pernah lagi ada dalam hidup ku, namun aku tetap ada buat ia kapanpun ia mau kembali.

Saat ini aku sendiri, tak ada seorangpun dekat dengan ku, aku berusaha menjauh dari mereka semua, aku sudah berpikir untuk tak mencari cowok lagi dalam hidupku, meskipun nantinya akan ada laki-laki lagi namun aku gak mau kalau bukan ia.

Ia semangatku di tiap hariku,
Ia mentariku yang menghangatkan tubuh aku,
Ia mata aku untuk melihat hidup ini,
Ia adalah angin yang menghempaskan gelisahku,
Ia bayang hitam ini yang mengikuti ku kemanapun ku melangkah,
Aku hanya miliki ia seorang dalam gay ini,

Biarlah aku terus berlari
Berlari mengejar kenangan indah saat bersamanya
Kenangan yang tak akan hilang dari jiwaku
Meski kadang kepedihan memeluk hariku
Namun rasa ini tetap bersinar dari masa yang lalu
Dan meresap dalam hidup yang aku jalani
Tak terbang meski luka menghempas tubuhku . . . . . .

Saturday, September 25, 2010

34 th

Setelah peristiwa dengan Om Alex itu, beribu perasaan berkecamuk dalam pikiran ku. Perasaan ingin mengulanginya, namun juga takut pada dunia ini. Mencoba menjauh pergi dari dunia gay ini tak mudah bagiku. Semakin aku ingin menjauh, semakin kuat pula dorongan untuk masuk lebih dalam dan menikmati dunia baru ini.

Semakin banyak akses gay yang aku ketahui, aku coba dalami dunia gay ini lewat semua akses yang aku ketahui itu, aku memang penasaran dengan dunia ini, karena aku memang belum  kenal baik dunia ini. Gak tahu pasti yang aku cari, namun rasanya selalu saja ingin mancari seseorang yang bisa menemaniku.Sebuah situs gay aku ketahui dari chatting ku. Tak lama Sebuah akun telah ku miliki di situs itu. Dengan identitas yang aku samarkan pastinya. Karena aku gak bisa, mungkin gak akan bisa dan gak akan pernah mau untuk menunjukan pada orang-orang lain keadaan ku yang sebenarnya.

Selang beberapa hari setelah memperoleh akun di situs gay itu, banyak juga email masuk. Aku buka semua email itu, beberapa hp dan alamat email tercantum di pesan-pesan itu. Beberapa ada yang aku sms dengan no lain ku, bukan no pribadi ku.

Namun ternyata ada juga yang bertempat tinggal dekat dengan rumahku, dia cantumkan pula no hp nya. Langsung saja aku respon pesan itu, mulai berkenalan. Sampai beberapa hari kita berkenalan lewat media HP, hingga akhinya FB dia aku dapatkan, namun aku ragu untuk memberikan alamat FB ku, Aku masih takut. Aku gak mau privacy ku terbongkar. Lama dia yakinkan aku buat percaya kepadanya. Dan akhirnya tercantum pula nick FB ku di friendlist FB nya.

Beberapa hari kemudian ia mengajakku ketemuan, aku gak mau sampai kejadian bersama om Alex terulang lagi. Aku hanya cari teman di dunia ini. Aku coba kuatkan hatiku agar tak masuk terlalu dalam. Namun disisi lain aku gak bisa menolak ajakannya untuk bertemu. Aku terlalu penasaran ingin bertemu dengannya, gak tahu karena apa.

Kita akhirnya bertemu di sebuah tempat miliknya, ia memang baik, aku merasa nyaman bercerita padanya, tentang masa laluku, dan hampir semua tentang ku. Ia membuatku percaya. Aku sangat  bahagia bisa bertemu dengan nya. Semua yang aku butuhkan yang tak aku dapatkan dari ayahku, aku bisa dapatkan darinya, Kasih sayang , perhatian, tempat yang nyaman buat berkeluh kesah, nasehat-nasehatnya. Dan semuanya  bisa terpenuhi olehnya. Aku bahagia sekali. Perasaan damai selalu aku rasakan bila disampingnya, aku sangat senang diperhatikan olehnya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Namun ternyata aku gak bisa selalu bersamanya, beberapa minggu ku lalui dengannya, berakhir dengan kekecewaannya yang kemudian memutuskan untuk tak melanjutkan hubungan kita. Sakit banget hatiku saat ia mengatakan hal itu, semua memang salahku, namun aku gak sanggup kehilangannya. Namun tetap saja semuanya berakhir

Aku berpikir untuk setia menunggunya  jika ia mau kembali lagi pada ku. Biarlah aku hidup sendiri tanpanya dan tanpa orang lain.

Wednesday, August 25, 2010

Yang Pertama

Di awal bulan Agustus 2010 ini, sebuah kejadian yang tak mudah ku lupakan. Aku tak tahu apakah harus menyesal atau sedikit lega, karena rasa penasaran ku berkurang. Lewat Chatting aku temukan seorang Om yang memberikan perhatian yang lebih dari teman-teman chattingku yang lain. Sebut saja Om Alex namanya. Aku merasa nyaman meluapkan perasaan yang mengganjal dalam pikiranku. Om Alex tinggal di kota sebelah. Di kota itu pula aku mengambil kuliah S1 untuk bidang pendidikan yang aku sukai dari kecil.

Setelah beberapa hari aku berkenalan denga Om Alex, kami bertukar nomor HP, hubungan kami berlanjut, lebih dari sekedar chatting, karena masing-masing telah mengetahui nomor HP. Aku memang belum mengenal Om Alex secara langsung. Maka rasa penasaran ku muncul, dan ingin segera mengetahui bagaimana Om Alex sebenarnya, mencari tahu tinggal dimana Om Alex sebenarnya. Hingga akhirnya ia mengajak aku tuk bertemu langsung dengannya. Aku menolak , aku takut juga nantinya terjadi apa-apa denganku. Aku takut Om Alex akan berbuat yang tidak-tidak padaku. Namun setelah Om Alex meyakinkan aku bahwa kita bertemu hanya untuk ngobrol biasa-biasa saja, untuk mengenal diri kita masing-masing, maka aku setuju.

Dihari yang telah ditentukan, Aku bersiap antara rasa takut dan penasaran, setelah aku pertimbangkan lagi maka aku putuskan mengirim pesan pada Om Alex menanyakan tempat kita akan bertemu. Om Alex membalas pesanku, Ia ingin bertemu denganku disebuah tempat di kota tempat tinggalnya. Aku pun nekat datang ke tempat tersebut.. setelah kita bertemu Om Alex mengajakku untuk mengobrol di rumahnya, katanya biar lebih nyaman, maka aku ikuti saja dari belakang.

Om Alex orangnya tampan, badannya tegap, dan terlihat sangat berwibawa. Meski aku tahu aku tertarik padanya, namun masih ada perasaan takut dalam batin ku. Setelah sampai di rumahnya, Om Alex membukakan pintu untukku, Rumahnya tidak terlalu besar namun terlihat sangat asri. Diruang tamu kami saling mengenal diri kita masing-masing. Om Alex tinggal sendirian dirumah itu. Om Alex tidak menceritakan bagaimana ia bisa tinggal sendirian dirumah itu.

Sekitar 15 menit kami saling mengenal satu sama lain, kemudian aku merasa ia selalu melihat ke arah selangkanganku, aku tahu apa maksudnya, maka aku lepas jaket yang aku pakai untuk menutupi bagian itu. “Sepertinya punyamu besar ya..” tiba-tiba tubuhku bergetar setelah mendengar Om Alex berkata seperti itu. Aku tersenyum malu dan grogi. Dari situ pula aku sudah melihat gelagat tak baik dari Om Alex. Aku takut ia akan memperkosa ku. Aku merasa ketakutan pada Om Alex, dan ia pun rupanya mengetahui bahwa aku sedang ketakutan. Setelah 5 menitan Om Alex mencoba menenangkan pikiran ku, akhirnya aku kembali merasa nyaman, Aku tak tahu pasti apa yang ia katakan, namun semua perkataanya sungguh membuatku nyaman. Seakan aku ingin lebih lama didekat Om Alex yang baru ku kenal ini.

“ke kamar Om saja yuk, biar lebih enak ngobrolnya..” kata om Alex. Aku menolaknya, namun ia tidak memberikanku pilihan lain, “ Om akan tunjukan sesuatu padamu, kamu pasti akan suka..” rayu Om alex padaku. Tubuhku seperti tersihir dan tak mampu menolak ajakannya kali ini. Akhirnya sampai juga dikamar Om, “ Kamu butuh perhatian, kamu perlu kasih sayang dari laki-laki dewasa, yang akan membimbingmu dalam kehidupan ini” ucap Om Alex. Aku mengangguk, karena memang itu yang aku butuhkan, dan selama ini tak aku dapatkan dari bapak kandungku sendiri. “Om bisa memberikan perhatian, dan kasih sayang Om padamu, tapi apakah kamu mau ...????” penawaran Om Alex tak mampu aku tolak, Aku membutuhkannya. Kemudian ia merangkul tubuh kecilku, ia usap-usap rambut kepalaku, aku benar-benar merasa damai berada di dekat Om Alex. Namun ia beranjak meninggalkanku, Aku pikir ia akan keluar dari kamar, ternyata aku salah, Om Alex mengunci pintu kamar. Aku merasa gelisah, berada dikamarnya, hanya berdua saja dengannya. “ Om Kok Pintunya dikunci...” Tanyaku. Namun ia tak menjawab pertanyaanku, dan langsung memelukku. Om Alex menciumi leherku, aku merasa geli, dan memintanya untuk berhenti. Namun bukannya berhenti, Om Alex makin liar mencium leherku dan pindah ke telingaku. Tangannya pun tak tinggal diam, ikut meraba-raba seluruh tubuhku. Aku berusaha keras untuk lepas dari pelukannya, Namun aku tak mampu mendorong tubuh besarnya. Ia tak berhenti sampai disitu, Om Alex lalu mencium bibir ku, ini pertama kalinya buatku, aku hanya diam saja. Namun batinku tetap ingin keluar dari kamarnya dan segera pulang ke rumah.

Beberapa saat kemudian Om Alex melepaskan pelukannya, Kemudian ia mencoba melepas pakainnya. “Ini saat yang tepat untuk kabur” pikirku, aku beranjak dari tempat tidur dan berlari kearah pintu, namun sial ketika sampai pintu, aku tak dapatkan kunci pintu itu. “ Om kuncinya mana, Tolong berikan padaku..” pintaku memelas. Namun Om Alex tak memberikan kuncinya padaku. Aku berusaha mendobrak pintu itu, namun aku tak bisa. Om Alex tersenyum, kemudian menghampiriku. Dirangkul lagi tubuhku olehnya yang sudah telanjang bulat, aku takut sekali ia akan memperkosaku. Kemudian aku didorong kembali ke tempat tidurnya, Om Alex mangambil dua buah tali, dan berusaha mengikat kedua tanganku. Aku tidak tinggal diam, aku mencoba melawannya, namun tenagaku tak cukup untuk mengalahkannya.

Om Alex berhasil mengikat kedua tanganku, diikatkan pula tali itu pada dua buah tiang yang ada di ranjangnya. “Om lepasku aku, Om...” Pintaku memohon.. Namun Om Alex tak mempedulikan ku. Dicuiminya tubuhku yang masih berpakaian lengkap dengan liar, tangannya meraba seluruh bagian tubuhku, dan bisikan-bisikan mesumnya membuat aku tak berdaya. Maka aku pasrah saja dan mengikuti apa kemauan Om Alex. Om Alex melepaskan celana panjang beserta CD yang aku kenakan. Ia pegang kemaluanku dengan sedikit gerakan mengocok, maka kemaluan ku pun berdiri tegak meminta untuk dipuaskan.

Kemudian ia memasukan benda kenyalku ke dalam mulutnya, dan menghisapnya secara pelan. Ini pertama kalinya kemaluanku diperlakukan demikian. Aku pasrahkan saja semuanya pada Om Alex. Hingga Om Alex yakin pada ku, dan melepaskan ikatan tanganku. Om alex kemudian melanjutkan Hisapannya pada batangku. Semakin lama semakin kuat saja hisapannya. Aku merasa tak kuat lama-lama diperlakukan demikian apalagi kedua tangannya yang merangsang tubuhku . ditarik-tariknya pentil susuku olehnya. Hisapan Om Alex semakin kuat, ditambah lagi dengan gerakan mengocoknya pada batangku. Hingga akhirnya batangku menembakkan isinya. Lemas tubuhku tak berdaya. Kini giliran Om Alex memainkan batangnya sendiri, aku hanya melihatnya saja. Om Alex memang memintaku melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya kepada batangku. Namun aku menolaknya. Ia pun mengerti bahwa aku sedang kelelahan dan membiarkan ku tiduran disampingnya. Sampai saat ia mengakhiri kegiatannya setelah menembakkan cairan kelaki-lakiannya.

Aku merasa menyesal setelah itu, tadinya memang tak ada niat dariku untuk melakukan hal tersebut. Namun semua telah terjadi. Aku tak bisa memutar waku kembali. Dan Aku tidur dipelukan Om Alex. Aku bahagia sekali bisa tidur dipelukannya. Itu yang selalu aku harapkan dari laki-laki dewasa yang membuatku nyaman untuk selalu didekatnya.

Sorenya aku pulang kerumah. Setelah kejadian pertama itu aku tak lagi berharap untuk mengulangi dengannya. Aku tak lagi berhubungan dengannya sampai saat ini. Aku juga merasa takut Om Alex akan menyebarkan Privacy ku pada orang lain.

Aku ingin sekali keluar dari dunia yang gelap ini. Namun berat buat aku, Selalu saja aku berharap ada pria dewasa lainnya yang mau menyayangiku sampai kapanpun ..........


Jika ingin berteman dengan ku bisa menghubungiku di m_zorro@rocketmail.com

aku gak tahu

Aku tak mengerti kan berakhir dimana nantinya, Apakah rasa ini benar-benar hilang. Atau akan semakin menenggelamkan aku. Biarlah aku berjalan mengikuti arah yang ada didepanku. Yang pasti aku takkan menyerah karena perasaan ini. Aku tetap manusia ciptaan-Nya, yang harus selalu menjalankan kewajibanku terhadap-Nya. Namun aku juga harus bersosialisai sebagaimana manusia pada umumnya dengan manusia yang lain. Itu juga aku harus dilakukan tanpa tercium bahwa aku gay, karena orang-orang disekitarku takkan menerima ku dalam keadaan seperti itu. Mereka tak akan memerimaku jika mereka tahu aku gay.

Dunia maya ini tempatku berkeluh kesah, sedikit membuatku lega, namun tetap juga ada rasa ganjil dalam batinku. Tak apa lah, aku tahu aku gak sendiri. Aku mencari teman lewat dunia maya, Aku mencoba mencari teman guna berbagi rasa, menemukan jalan untukku menentukan langkah selanjutnya . Hingga aku merasa menemukan rasa nyaman untuk bercerita , dan semua yang aku rasakan. Sebagian dari mereka yang telah benar-benar membuatku yakin dan percaya pada mereka, aku berikan no hp ku. Aku gak tahu aku salah apa tidak namun yang ku pikir dengan cara seperti itu maka aku dapat dengan mudah berbagi cerita dengan mereka yang mengalami nasib sama denganku.

Aku merasa mencari perhatian dari laki-laki dewasa yang mampu membimbing ku, aku butuh kasih sayang mereka. Aku merasa mencari mereka, kehangatan pelukan mereka. Gak tahu kapan aku mendapatkannya. Atau mungkin pula aku takkan pernah mendapatkannya...

Saturday, July 31, 2010

lanjut yah...

Aku yang “SAKIT” ini tak sanggup jika harus selamanya berada dalam ruangan yang penuh tanda tanya ini. Aku gak tahu harus melangkah kemana, walaupun sebenarnya Aku ingin sekali untuk menjauh dari bayang-bayang Gay ini. Namun sulit buat Aku untuk mencari pintu keluar, karna semakin kuat saja dorongan untuk mengenal lebih jauh dunia ini. Aku gak tahu kemana harus mengambil langkah.

Hari-hariku Aku jalani dengan biasa-biasa saja, gak pernah aku meperlihatkan jati diriku yang sebenarnya. Aku berusaha untuk terlihat seperti laki-laki pada umumnya. Dekat dengan teman laki-laki maupun perempuan bukan hal yang sulit buat aku. Gak tahu nantinya jika mereka tahu kalau aku Gay. Aku mungkin sedikit terlihat sebagai seorang pendiam, namun itu berlaku buat orang-orang tak begitu aku kenal. Jika dengan teman-teman yang memang sudah aku kenal betul dengan mereka maka aku berubah menjadi pribadi yang humoris, ramah, dan selalu aktif. Heheheheheh . . . . . .

Masa kecil aku sama seperti pada anak-anak lainnya, bedanya aku ini manja dan dimanjakan pula oleh kedua orangtua juga orang-orang di sekitarku. Di kelas 2 SMP aku sudah merasa suka pada seorang cewek, yang kemudian ia menjadi pacar pertamaku. Tak lama setelah aku menjalin hubungan dengannya. Ada seorang teman cowok ku yang mengatakan kalau ia suka padaku, namun memang usiaku belum cukup buat mengerti benar apa itu Gay, Aku gak tahu kalu ia benar-benar suka padaku. Maka aku gak dengarkan semua yang ia katakan. Setelah kejadian itu semua berjalan seperti semula.

Setelah beberapa bulan ia kembali mengatakan rasa sukanya padaku, saat itulah aku tahu kalau memang ada orang-orang Gay didunia ini. Aku merasa takut kala itu, maka aku segera menjauh darinya. Walau gak jauh-jauh amat, kan masih satu sekolah juga, intinya aku gak lagi dekat dengannya. Meskipun aku menjaga jarak dengannya , namun tak aku ceritakan tentang ia yang sebenarnya pada orang lain., aku juga kasihan padanya, biarlah semua aku dan ia yang tahu.

Disisi lain aku juga berpikir bagaimana ia bisa menpunyai rasa suka pada sesama pria. Dan aneh bagiku saat itu pula aku merasa aku juga sama dengannya. Aku gak tahu kenapa aku mulai merasakan tertarik pada sosok guru laki-laki yang ada di sekolahku. Aku gak mengerti apa yang aku rasakan kala itu, tapi yang jelas aku ingin selalu memandang tubuhnya yang berisi meski gak terlihat berotot. Wajahnya terlihat sangat menarik, dengan kumis dan jenggot yang terlihat rapi, Auranya begitu mempesonaku.

Aku selalu membayangkan bagaimana kalau aku bisa melihat seluruh bagian tubuhnya tanpa pakaian yang melekat di tubuhnya. Aku gak tahu kenapa aku berpikir begitu, aku bingung, namun semuanya aku pendam dalam-dalam. Setelah menyelesaikan stku di SMP aku melanjutkan tingkatan selanjutnya di sebuah sekolah masih di kotaku saja. Aku sudah melupakan semua kejadian SMP itu, Meski tak mudah aku lenyapkan rasa suka ku pada sesama jenis.

Masa SMA aku jalani sebagaimana remaja lainnya, seperti dalam percintaan, aku menjalin hubungan dengan perempuan yang memang suka padaku, namun disisi lain rasa suka ku pada sesama jenis terus membayangiku. Dan kala itu aku merasa perasaan suka sesama jenis lebih besar daripada lawan jenis. Dan aku merasa perasaan suka perempuan bukan perasaan aku sebenarnya, aku merasa berpacaran dengan lawan jenis hanya sebuah topeng untuk menutupi diriku yang Gay. Aku semakin bingung saja dibuatnya.

Semua tetap aku jalani seperti biasa tanpa memperdulikan kalau aku suka pada bapak-bapak guruku. Gak tahu kenapa kalau dekat dengan bapak-bapak guruku lebih terasanya indah dari pada dekat dengan pacarku (perempuan) sendiri. Semakin lama aku merasa telah membohongi perasaan pacarku, maka aku sudahi hubunganku dengan pacarku.

Karena semakin luas lingkungan yang aku singgahi, maka semakin banyak saja pria-pria yang ada dalam pikiranku. Bapak-bapak polisi yang tiap pagi mengatur lalu lintas, mereka jadi obyek nakal mata ku di pagi hari. Aku memang menbenci perasaan ini, namun gak tahu harus berbuat apa. Aku merasa mencari rasa kasih sayang dari laki-laki dewasa, yang mampu membimbing aku menjalani hidup ini.

Aku lelah dengan perasan ini, aku gak tahu kapan aku bisa benar-benar sembuh dari ini semua. Aku gak mau terus berada dalam perasaan ini. Aku ingin segera terbebas dari dunia Gay.

m_zorro@rocketmail.com

Thursday, July 29, 2010

Aku bingung

Namaku ( masih dirahasiakan ), di usiaku yang mulai menginjak 19 tahun ini, Aku merasa membutuhkan tempat yang mampu membuat aku nyaman untuk menumpahkan segala beban perasaan yang tak semestinya Aku rasakan ini. Aku tinggal di sebuah kota kecil di daerah Jawa Tengah. Saat ini Aku mengambil STUDY di salah satu perguruan tinggi swasta dekat kota tempat tinggalku.

Aku sadar Aku berjenis kelamin laki-laki, Aku juga merasa tahu bagaimana laki-laki normal dalam hidup ini. Mereka yang gak tertarik pada sesama jenisnya. Aku tak tahu pasti sejak kapan Aku mulai kagum pada sosok laki-laki yang terlihat gagah. Aku bingung kenapa Aku suka sekali berada didekat laki-laki yang sudah berumur. Gak tahu kenapa ada rasa damai dalam hatiku. Nyaman sekali kalau Aku bisa lama-lama berada disampingnya. Aku gak berharap lebih pada mereka, berada disampingnya saja sudah merupakan kebahagiaan buat aku, meskipun tanpa sepatah katapun.

Gak semua laki-laki berumur juga Aku suka. Mereka yang berpenampilan rapi, jantan, tubuh yang gempal berisi, mereka yang selalu ada dalam pikiran ku. Meski Aku selalu berusaha berontak dari rasa ini. Namun nafsu ini mangalahkanku. Aku membenci perasaan ini. ...

Para POLISI , SATPAM , GURU, serta kaum adam lainnya yang terlihat berwibawa, ramah, sopan dan yang pasti baik hati, mereka yang menjadi pusat perhatianku . Aku memang gak pernah berbuat lebih selain memandang sosok gagah mereka. Aku selalu menyembunyikan perasaanku ini, aku gak mau ada orang yang tau tentang diriku yang sebenarnya, siapapun itu.

Sebelumnya tak pernah ada keinginan buat aku untuk membagi keluh kesahku ini pada siapapun. Aku selalu merasa bahwa Aku pasti sanggup melenyapkan perasaan ini. Sejak masa Puber hingga saat ini Aku terus mencoba untuk keluar dari kegelapan ini. Namun Aku belum berhasil, Aku merasa lelah akan semua ini. Aku pengin sembuh. Aku adalah Laki-laki, Aku pengin seperti yang lainnya., ya.... normal. Yang gak ada rasa tertarik pada sesama laki-laki.

Aku lelah dengan semua ini. Mencoba keluar gak mudah buat Aku. Aku yang berdiri sendiri semakin merasa gak mampu menjauh dari rasa ini. Aku gak tahu apa yang mesti aku lakukan, aku takut nantinya keluargaku, teman-temanku dan orang-orang lain yang ada didekatku akan menjauh setelah mereka tahu aku yang sebenarnya. Setiap saat Aku berpikir bagaimana caranya untuk tak tertarik pda laki-laki lain. Beberapa kali Aku punya pacar cewek, namun dengan mereka Aku merasa gak ada yang istimewa. Aku merasa lebih bahagia di dekat laki-laki kesukaanku.

Mungkin Sebatas ini dulu yang bisa aku bagikan, lain kali akan Aku teruskan , karna aku gak bisa terus memendam perasaan ini dalam hati. Aku butuh kalian, kalian yang mau mendengarkan Aku . . . . . . . . .