Saturday, September 25, 2010

34 th

Setelah peristiwa dengan Om Alex itu, beribu perasaan berkecamuk dalam pikiran ku. Perasaan ingin mengulanginya, namun juga takut pada dunia ini. Mencoba menjauh pergi dari dunia gay ini tak mudah bagiku. Semakin aku ingin menjauh, semakin kuat pula dorongan untuk masuk lebih dalam dan menikmati dunia baru ini.

Semakin banyak akses gay yang aku ketahui, aku coba dalami dunia gay ini lewat semua akses yang aku ketahui itu, aku memang penasaran dengan dunia ini, karena aku memang belum  kenal baik dunia ini. Gak tahu pasti yang aku cari, namun rasanya selalu saja ingin mancari seseorang yang bisa menemaniku.Sebuah situs gay aku ketahui dari chatting ku. Tak lama Sebuah akun telah ku miliki di situs itu. Dengan identitas yang aku samarkan pastinya. Karena aku gak bisa, mungkin gak akan bisa dan gak akan pernah mau untuk menunjukan pada orang-orang lain keadaan ku yang sebenarnya.

Selang beberapa hari setelah memperoleh akun di situs gay itu, banyak juga email masuk. Aku buka semua email itu, beberapa hp dan alamat email tercantum di pesan-pesan itu. Beberapa ada yang aku sms dengan no lain ku, bukan no pribadi ku.

Namun ternyata ada juga yang bertempat tinggal dekat dengan rumahku, dia cantumkan pula no hp nya. Langsung saja aku respon pesan itu, mulai berkenalan. Sampai beberapa hari kita berkenalan lewat media HP, hingga akhinya FB dia aku dapatkan, namun aku ragu untuk memberikan alamat FB ku, Aku masih takut. Aku gak mau privacy ku terbongkar. Lama dia yakinkan aku buat percaya kepadanya. Dan akhirnya tercantum pula nick FB ku di friendlist FB nya.

Beberapa hari kemudian ia mengajakku ketemuan, aku gak mau sampai kejadian bersama om Alex terulang lagi. Aku hanya cari teman di dunia ini. Aku coba kuatkan hatiku agar tak masuk terlalu dalam. Namun disisi lain aku gak bisa menolak ajakannya untuk bertemu. Aku terlalu penasaran ingin bertemu dengannya, gak tahu karena apa.

Kita akhirnya bertemu di sebuah tempat miliknya, ia memang baik, aku merasa nyaman bercerita padanya, tentang masa laluku, dan hampir semua tentang ku. Ia membuatku percaya. Aku sangat  bahagia bisa bertemu dengan nya. Semua yang aku butuhkan yang tak aku dapatkan dari ayahku, aku bisa dapatkan darinya, Kasih sayang , perhatian, tempat yang nyaman buat berkeluh kesah, nasehat-nasehatnya. Dan semuanya  bisa terpenuhi olehnya. Aku bahagia sekali. Perasaan damai selalu aku rasakan bila disampingnya, aku sangat senang diperhatikan olehnya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Namun ternyata aku gak bisa selalu bersamanya, beberapa minggu ku lalui dengannya, berakhir dengan kekecewaannya yang kemudian memutuskan untuk tak melanjutkan hubungan kita. Sakit banget hatiku saat ia mengatakan hal itu, semua memang salahku, namun aku gak sanggup kehilangannya. Namun tetap saja semuanya berakhir

Aku berpikir untuk setia menunggunya  jika ia mau kembali lagi pada ku. Biarlah aku hidup sendiri tanpanya dan tanpa orang lain.