Wednesday, October 6, 2010

Jalan Yang Baru

Hoammmhhhh...
Pagi hari ini aku pengen ngetik, bolehkan....hweheheeeheh....
Semalem ujannya gede banget benar, pulang dari kampus seperti ditembaki pakai air hujan. Karena malam mungkin, jadi hujan itu terasa dingin banget menyentuh permukaan kulitku. Tapi hujan saja tak cukup kuat untuk menjatuhkan Semangat ku tentunya...heheheheh...

Mau lanjutin postingan yang kemarin, tentang ia yang aku Sayang yang kini tak pasti akan kembali atau tidak. Namun aku masih disini menyayanginya, karena aku tahu ia masih sayang padaku dan suatu saat nanti ia akan kembali padaku. Ia laki-laki pertama yang sudah benar-benar membuat aku bahagia sekali. Aku gak mau jauh darinya, meski kini gak ada ikatan seperti dulu lagi, namun tetap aku gak mampu jauh darinya.

Di luar itu, aku tetap melakukan aktifitas kuliahku seperti biasa, meski aku rasa gak begitu bersemangat, Perhatiannya yang dulu aku dapatkan, kini tak lagi menghangatkan hidupku, tangannya yang dulu menuntunku, kini lepas dan gak mampu aku raih kembali.  Sampai saat ini masih sakit hatiku, gak mudah buatku jalani ini semua, perasaan sakit karena pria untuk pertama kalinya, terasa begitu dalam buat aku.

Dan mulai saat itu, saat ia berhenti memberi rasa nyaman buatku, aku mulai tinggalkan akses gay yang aku rengkuh, aku lepas semua akun, namun ada satu yang gak aku lepas, karena aku merasa dapat teman disitu, Aku sudah nyaman dengan mereka.

Begitu juga dengan no ponsel aku yang dulu, karena terlalu kesal, aku patahin no itu. Sakit hati ini terlalu menyiksa aku, Namun aku gak mampu membencinya, membenci ia yang sudah membuatku sakit hati, aku sudah terlalu sayang padanya. Aku gak mau ada yang menggantikannya, meski ia gak akan pernah lagi ada dalam hidup ku, namun aku tetap ada buat ia kapanpun ia mau kembali.

Saat ini aku sendiri, tak ada seorangpun dekat dengan ku, aku berusaha menjauh dari mereka semua, aku sudah berpikir untuk tak mencari cowok lagi dalam hidupku, meskipun nantinya akan ada laki-laki lagi namun aku gak mau kalau bukan ia.

Ia semangatku di tiap hariku,
Ia mentariku yang menghangatkan tubuh aku,
Ia mata aku untuk melihat hidup ini,
Ia adalah angin yang menghempaskan gelisahku,
Ia bayang hitam ini yang mengikuti ku kemanapun ku melangkah,
Aku hanya miliki ia seorang dalam gay ini,

Biarlah aku terus berlari
Berlari mengejar kenangan indah saat bersamanya
Kenangan yang tak akan hilang dari jiwaku
Meski kadang kepedihan memeluk hariku
Namun rasa ini tetap bersinar dari masa yang lalu
Dan meresap dalam hidup yang aku jalani
Tak terbang meski luka menghempas tubuhku . . . . . .