Friday, September 14, 2012

Awal Februari


Kini akhir Februari 2011 mulai ku tinggalkan aplikasi chat yang telah ku jelajahi selama delapan bulan, aku ubah cara hidup aku yang gak menentu, yang pernah terbawa dunia maya. Dan nomer ponsel yang pernah jadi media komunikasi dengan gay lain, akan segera aku ganti dengan yang baru yang tak seorangpun tau.

Akan aku mulai catatan baru tanpa bnayak terpengaruh coretan-coretan gay, coretan yang pernah membuatku begitu peasaran, dan coretan yang telah memberiku banyak warna. Coretan yang telah memberiku banyak teman. Coretan indah dalam hidupku. Namun mungkin juga coretan yang membuatku semakin hitam

Sementara kisahku dengannya belum selesai, ia masih ku miliki, dan aku masih miliknya. Hanya saja kini akan berbeda bentuk komunikasi, dan mungkin tak akan sesering dulu kita bertemu. Mungkin juga suatu saat kita hanya akan menjadi teman biasa atau mungkin aku akan pergi sejauh mungkin darinya. Semuanya belum mampu aku mengerti.....

Oktober kan berlalu

Buat yang pernah sangat dekat denganku, buat dia yang pertama buatku.
Semua bahagia yang pernah kau beri tak kan aku lepas dari ingatanku, semua nasehat yang kau resapkan pada ku, kan aku dengar selalu, dan semuanya masih sangat teringat jelas dalam tiap detikku. Hingga tiap pagi saat aku terbangun dari tidur malamku, kadang masih terasa aku masih memilikimu....

----------------------------------------------------------------------

Saat Oktober kan segera berlalu, wajahmu semakin pudar meninggalkanku. kini kumulai langkah baru tanpamu. Berat, namun itulah yag ada d hadapanku. Meski tertatih namun aku mampu bangkit juga. Hingga di akhir bulan oktober itu ku kenal seorang yang tak kalah baiknya, yang mulai membuatku nyaman kembali, membuat ku hidup kembali, dan gak tau kenapa ini terasa lebih indah, dan aku yakin aku mampu memilikinya. Abang aku mulai menyayangimu.

Perkenalan yang terlalu singkat mungkin, dan kalimat yang terlalu sederhana  namun mampu memberi jalan untuk kilta lebih saling mengenal. Ia semangat baru buat aku. Yang akan ku jaga hingga aku bisa bertatap muka nantinya, saling mengenal lebih jauh pribadi masing-masing.

Telah cukup lama kita kenal secara maya, akhirnya ditentukan sebuah waktu untuk kita saling berjabat tangan. Libur tengah semester kemarin, aku berangkat menuju tempat tinggalnya, dan ku jumpai dia, abangku yang tengah menungguku di tepi jalan. Kami pulang ke rumahnya, tak jauh dari jalan utama antar provinsi tersebut di sebuah kota yang cukup besar.

Semua berjalan seperti biasa saja, bagaimana layaknya dua orang yang terikat oleh sesuatu. Meski kadang banyak konflik, meski kadang saling curiga, berantem, pihak ketiga, dan kekang-kekangan, semuanya karena kita saling sayang, karena kita sama-sama takut kehilangan.

Telah cukup banyak pelajaran yang aku dapat dari orang-orang yang pernah deket denganku, dari temen-temen mayaku, dari semua cerita gay yang aku baca, sudah cukup mengobati rasa penasaranku yang dulu. Dan satu lagi, aku telah miliki semua yang pernah aku mimpikan dulu, semua bentuk perhatian dari seorang kakak atau ayah, yahhh.. aku sudah dapat itu semua darinya.

Aku merasa telah bosan mengarungi kehidupan dalam dunia laki-laki ini, ingin aku pergi menjauh dari semuanya, meski kadang harus melawan desakan untuk mencoba kembali. Aku dah bosan, ingin seperti dulu sebelum aku kenal seorangpun gay, sebelum aku tahu apa  itu gay.